Kamis, 15 Januari 2015

Pertemuan 5 : Revolusi Komunikasi dan Masyarakat

Menurut Anthony G Wilhelm, jenis masyarakat yang menerima atau tidaknya teknologi dibagi menjadi 3 macam yaitu:

  1. Dystopian yaitu masyarakat yang sering di gunakan sebagai ilustrasi yang menentang perkembangan zaman atau kebudayaan yang tidak mau masuk atau mengikuti perkembangan zaman. Menurut masyarakat Dystopian, teknologi adalah sesuatu yang harus di perangi. Menganggap bahwa teknologi digunakan untuk mengacaukan tatanan kehidupan social karena menurutnya, sekarang orang-orang jika berinteraksi tidak harus secara langsung yaitu bisa melalui media. Di Indonesia sendiri masyarakat seperti ini misalnya yaitu Suku Badui,Benda,dayak, dan lain-lain. 
  2. Neo Futuris yaitu masyarakat yang keadaannya bisa menerima keberadaan dari teknologi itu sendiri tapi hanya bersifat pasif. Artinya bahwa masyarakat ini tidak memperdulikan efek dari pada teknologi itu sendiri yaitu efek positif atau negative. 
  3. Tekno Realis yaitu masyarakat yang menggunakan teknologi dan untuk menjembatani atau menengahi antara masyarakat Dystopian dan Neo Futuris. Artinya teknologi ada tetapi kebudayaan juga masih kental.  Misalnya pada masyarakat Korea, Jepang dan Cina yang banyak menciptakan teknologi seperti Robot, tetapi kebudayaannya masih di lestarikan seperti pakaian Kimono yang menjadi cirri khas Jepang. Joha Sakai yaitu istilah yang menggambarkan masyarakat di sana, jadi teknologi lebih di kembangkan dan diinovasikan,berbeda dengan Indonesia yang hanya sekedar mengonsumsinya dan tidak untuk mengembangkan.  Begitupun dengan Amerika, Finlandia dan Eropa yaitu lebih kepada Nuklir.

Masyarakat Indonesia sendiri lebih cenderung kepada Tekno Realis karena masyarakatnya menjadi penengah diantara Dystopian dan Neo Futuris. Artinya di Indonesia sendiri teknologi sudah berkembang pesat, masyarakat menerima masuknya teknologi-teknologi baru sehingga tidak hanya remaja-remaja saja yang menggunakannya tetapi dari semua kalangan. Dari perindustrian Indonesia juga sudah termasuk baik. Di samping itu, masyarakat Indonesia juga masih ada yang tidak mau menerima teknologi yang masuk dalam kebudayaannya sehingga kebudayaannya masih kental dan dilestarikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger Themes

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

 
Copyright © 2010 Indo Spotlite | Design : Noyod.Com | Images : Red_Priest_Usada, flashouille